Hati-hati dengan stres pekerjaan yang terjadi secara terus-menerus. Sebuah riset terbaru dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine
menunjukkan bahwa stres psikologis akibat pekerjaan bisa meningkatkan
risiko stroke 1,4 kali pada pria dari kalangan ekonomi menengah dan
atas.
Jika dihitung, sekitar 10 persen kasus stroke dalam penelitian ini telah dikaitkan dengan stres mental pada pekerjaan.
"Tekanan psikologis pekerjaan yang berlangsung terus-menerus merupakan
faktor risiko yang paling umum memicu stroke pada pria yang berada di
kelas sosial tinggi," kata peneliti.
Namun, para peneliti tidak menemukan hubungan antara stres kerja dan
stroke pada pria yang berada di kelas sosial lebih rendah. Dalam
risetnya, para peneliti menganalisis informasi kesehatan 5.000 pria yang
berusia 40-59 tahun yang tinggal di Kopenhagen, dan diikuti selama 30
tahun.
Penelitian ini bukanlah temuan pertama yang menghubungkan antara stres
kerja dan risiko stroke. Sebuah penelitian di Swedia dalam jurnal BMC
Medicine menunjukkan bahwa orang-orang yang mengalami stres dalam jangka
waktu panjang, pada akhirnya akan terkena serangan stroke.
"Tampaknya ada korelasi antara stres dan stroke. Namun, ini perlu
ditafsirkan dengan hati-hati," kata Katarina Jood, peneliti di
Sahlgrenska Academy dan seorang ahli saraf di Sahlgrenska University
Hospital.
Sebuah studi awal pada tahun ini yang tertuang dalam jurnal BMC Public
Health menunjukkan bahwa stres kerja mungkin akan berdampak pada
kesehatan lainnya. Bahkan para peneliti dari Concordia University
mencatat bahwa orang dengan stres tinggi pekerjaan cenderung lebih
sering berobat ke dokter ketimbang mereka yang tidak mengalami stres.
source from : [Sumber: http://www.huffingtonpost.com/]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar